Cara Mensyukuri Mata dan Telinga

posted in: Artikel, Kajian | 0

 

 

Cara Mensyukuri Mata dan Telinga

 

Segala karunia dari Allah haruslah kita syukuri. Setiap tarikan dan embusan napas wajib kita syukuri. Ketajaman akal adalah karunia besar yang tak pantas kita kufuri. Dua kaki yang bisa melangkah –bahkan berlari ke sana kemari– adalah nikmat yang wajib kita syukuri. Saat kedua tangan bisa menulis sederet kata di kolom komentar, itu pun karunia besar yang tak patut dikufuri.

 

Ah, andai semua nikmat dari Allah harus saya tuliskan, pastilah tak cukup air laut menjadi tintanya. Tak sanggup semua media menampung semua tulisannya. Karena itulah Allah berfirman,

 

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

 

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. an-Nahl: 18)

 

Dalam ayat lain Allah berfirman,

 

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

 

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Q.S. Ibrahim: 34)

 

Di antara nikmat yang kerap kita abaikan kesyukurannya adalah mata dan telinga.

 

Suatu hari al-Imam Abu Hazim (Salamah bin Dinar) ditanya, “Bagaimana cara mensyukuri kedua mata?”

 

Beliau menjawab, “Apabila melihat kebaikan maka kamu menyebarkannya. Dan bila melihat kejelekan maka kamu menutupinya.”

 

Beliau ditanya lagi, “Lalu bagaimana cara mensyukuri kedua telinga?”

 

Beliau menjawab, “Apabila mendengar kebaikan maka kamu mengingatnya. Dan bila mendengar keburukan maka kamu melupakannya.”[1]

 

Jawaban al-Imam Abu Hazim pastilah membuat kita meraba diri (muhasabah), jangan-jangan selama ini kedua mata dan telinga telah kita kufuri. Termasuk saya, entah berapa puluh juta kali kedua mata dan telinga ini saya karibkan dengan kejelekan. L

 

Begitulah, memang tidak banyak manusia yang mau bersyukur. Allah Swt telah berfirman,

 

وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

 

“Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.” (Q.S. Saba’: 13)

 

Semoga kita termasuk golongan yang sedikit itu.

 

اَللّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الْقَلِيْلِ

 

“Ya Allah, jadikanlah aku bagian dari hamba-hamba-Mu yang sedikit.”[2]

 

Referensi:
http://islamstory.com
https://ar.wikipedia.org
http://www.nabulsi.com
http://library.islamweb.net
https://www.alsofwah.or.id
http://www.al-eman.com

 

[1] سئل أبو حازم: ما شكر العينين؟ قال: إذا رأيت بهما خيراً أذعته. وإذا رأيت بهما شراً سترته وسئل: ما شكر الأذنين؟ قال: إذا سمعت بهما خيراً حفظته. وإذا سمعت بهما شراً نسيته http://www.khutabaa.com

[2] http://fatwa.islamweb.net